Era 5.0, Perpusatakaan Harus Bertansformasi dari Konvensional ke Modern


LUBUK PAKAM - 

Di era 5.0, semua bentuk kegiatan beralih menjadi bentuk digital. Perpustakaan sebagai salah satu entitas penting dalam dunia pendidikan pun tak luput dari pengaruh revolusi industri tersebut. 

Perpustakaan saat ini ditantang oleh arus digitalisasi informasi secara masif. Karena tuntutan yang paling utama adalah bagaimana perpustakaan harus bertransformasi dari perpustakaan konvensional menuju perpustakaan modern yang ramah terhadap ekosistem digital.

Kondisi tersebut mensyaratkan adanya perubahan paradigma atau mindset dalam pengelolaan perpustakaan. Perubahan paradigma ini dimaknai, yang semula perpustakaan sebagai gudang buku akan berevolusi menjadi perpustakaan modern multimedia yang dapat diakses secara online, bahan pustaka yang semula berbasis teks dan fisik kertas akan bertransformasi lebih jauh ke dalam bentuk-bentuk digital.

Karena itu, pustakawan dituntut untuk terus belajar dan membekali diri dengan pengetahuan, keterampilan, serta pelatihan-pelatihan yang bisa mendorong kinerja untuk bisa berkontribusi secara maksimal. 

"Mari kita ciptakan perpustakaan yang memiliki daya tarik, sehingga para pemustaka akan selalu merindukannya dan ingin berlama-lama di sana," kata Bupati Deli Serdang dr H Asri Ludin Tambunan diwakili Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Drs Zainal Abidin Hutagalung membuka Peningkatan Kapasitas Pengelola Perpustakaan Menuju Pustakawan yang Kompeten dan Berdaya Saing di Aula Cadika Pramuka Deli Serdang, Lubuk Pakam, Kamis (9/10/2025). 

Dengan adanya kegiatan tersebut, para pustakawan diharapkan bisa menimba banyak pengetahuan dan menerapkannya dalam aplikasi praktis guna memajukan perpustakaan, sehingga mampu bertransformasi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Harapan lainnya adalah agar para pustakawan bisa meningkatkan budaya literasi dan kualitas layanan perpustakaan di Kabupaten Deli Serdang.

Sebab, pustakawan dan pengelola perpustakaan memiliki peran sangat penting agar bisa memberikan informasi yang cepat dan tepat, agar tercipta pelayanan yang baik.

Literasi dipahami sebagai kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan. 

Indeks literasi tinggi ditentukan oleh kemampuan dan minat baca yang tinggi serta kebiasaan dan budaya membacanya, yakni masyarakat yang selalu mengisi aktivitasnya dengan kegiatan membaca karena membaca adalah akses utama menuju informasi dan pengetahuan. 

Sayangnya, kata Asisten I, Indeks Kegemaran Membaca di Indonesia, menurut data UNESCO, berada pada angka yang sangat memprihatinkan, yakni 0,001 persen. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia hanya ada satu yang rajin membaca. 

"Semoga keguatan ini bisa memberi manfaat yang baik demi pengembangan perpustakaan serta kecerdasan masyarakat Deli Serdang, sesuai visi dan misi Bupati Deli Serdang dalam mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, sejahtera, religius, dan berkelanjutan," harap Asisten I.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip, Muhammad Salim SP MSi dalam laporannya menuturkan, kegiatan yang dilaksanakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan SDM, memastikan perpustakaan dapat menyusun rancangan yang tepat, mengelola sumber daya secara efektif, serta mengoptimalkan kinerja perpustakaan secara keseluruhan.

Kemudian, untuk membekali pengelola dengan keterampilan untuk memberikan layanan yang berkualitas dan membantu pengelola agar dapat mentransformasi perpustakaan menjadi pusat belajar dan kegiatan masyarakat yang inklusif.

Editor : Diko
Previous Post Next Post

نموذج الاتصال